Kamis, 10 Desember 2009

Turing Para Guru

Perjalanan turing yang akan saya ceritakan ini sebetulnya sudah agak lama berlalu, mungkin sekitar 1 tahun yang lampau. Tetapi karena banyak terselip cerita lucu dalam perjalanan itu, membuat saya ingin menuliskannya kembali, sekedar iseng buat ngisi blog.

Sebetulnya perjalanan yang kita lakukan ini belum pantas disebut turing. Mungkin menurut mereka, teman-teman saya yang rata-rata sudah berusia dewasa ini – maksudnya bukan ABG lagi, asalkan sudah jalan bareng menggunakan sepeda motor, maka sudah disebut turing. Waktu itu saya belum bergabung dengan HTML (Honda Tiger Mailing List) yang banyak memberi saya pengetahuan tentang turing di kemudian hari. Honda tiger yang saya miliki juga kurang lebih baru berusia 3 bulan-an. Untuk menutup rasa penasaran saya mengenai bagaimana rasanya “turing” itu, akhirnya saya pun bergabung.

O ya, peserta turing kali ini adalah guru-guru yang menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi sehari-sehari untuk kegiatan mengajar (kecuali saya, yang menggunakan honda tiger saya sekali-kali aja untuk mengajar, karena lokasi rumah yang terhitung jauh(Cisarua) dan lebih praktis menggunaka angkot). Merk dan jenisnya pun bermacam-macam. Ada tiger, suzuki satria, vario, mio, supra x, shogun, dan lain sebagainya. Saya lupa, berapa buah motor persisnya yang ikut waktu itu, tapi yang jelas nggak sampai sepuluh motor. Pesertanya kalau saya tidak salah ingat : saya, nano, suami istri Zein-Nina, Martin, Eno, Siska, Ari, Lela, Anita, Ana Banana, sorry kalau ada yang nggak kesebut.



Perjalanan dimulai Jum’at sore hari jam 5-an selepas semua selesai mengajar. Dengan penampilan ala biker sejati, tidak kalah dengan mereka yang sudah terbiasa turing jauh, kami pun mulai meninggalkan lokasi di Cibubur menuju tujuan turing, yaitu sebuah villa gratis (sekali lagi gratis he… he… ), milik salah seorang wali murid yang baik hati, di daeah Cisarua, Puncak, Bogor. Semua setuju kalau kita bakalan menempuh rute Cibubur – jalan raya Bogor – Cibinong – Bogor – Ciawi – Cisarua. Begitu keluar kompleks sekolah di jalan raya, rombongan turing langsung sukses terpisah-pisah menjadi beberapa rombongan terbawa pusaran arus lalu lintas yang cukup padat di sore itu. Akhirnya dengan alat teknologi canggih masa kini yang bernama hape, kami berkumpul kembali di sekitaran jalan menuju Cibinong. Dari kita belum ada yang mengenal tikum (titik kumpul), kode-kode turing, manajemen turing, screening, dan perlengkapan turing). Pokoke, hayuh wae lah…….

Di tengah perjalanan kami berhenti sebentar untuk sholat Maghrib dan makan gorengan di sebuah masjid di kisaran Cibinong, untuk selanjutnya kembali meneruskan perjalanan. Kondisi lalu lintas sepanjang jalan raya Cibinong terhitung ramai lancar. Perjalanan kami pun terhitung lancar. Sekitar jam 9-an kami sampai di Cisarua. Sebelum mencari villa tujuan, kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di sekitar pasar Cisarua sambil mengisi perut. Pasukan pun segera menyebar mencari sararan abang-abang nasi goreng, sebagian lainnya menyerbu abang-abang mie ayam ataupun bakso. Sungguh menyenangkan bersantap malam sambil menikmati keramaian pasar Cisarua yang berhawa dingin itu. Setelah cukup mengisi perut, kamipun melanjutkan perjalanan mencari villa tujuan yang diperkirakan sudah tidak jauh lagi.



Dinner without table manner, sikat aja blehhhh!

Lokasi villa yang kami tuju ada di seberang pasar Cisarua. Itupun tidak langsung kami temukan lokasinya. Setelah kurang lebih 20 menitan mencari, akhirnya villa yang kami caripun ketemu. Rupanya kedatangan kami sudah ditunggu oleh si amang penjaga villa. Villa terdiri dari beberapa bangunan, dan kami menempati salah satunya. Bangunan yang kami tempati terdiri dari 2 lantai dengan banyak kamar. Setelah semua memarkir kendaraan, kami pun segera menuju bangunan tempat kami hendak menginap. Setelah mandi, ngopi, ngemil dan sebagainya, saya memutuskan untuk melelapkan diri. Sebagian teman ada yang mengikuti jejak saya, dan sepertinya beberapa teman tetap bergadang, sambil ngobrol menikmati hawa dingin daerah puncak.


Tetep narsis all night long!


Perawan ting-ting mau mandi malem.......

Pagi harinya, setelah matahari bersinar, baru terasalah betapa sejuk dan nyamannya udara di sekitar villa, rumput menghijau, sawah luas membentang, dibatasi hamparan pegunungan di kejauhan sana. Setelah sesi foto-foto oleh fotografer dan model-model profesional yaitu diri kami sendiri, kami sepakat untuk mengunjungi sebuah tempat wisata di daerah puncak yaitu curug Cilember. Sebelumnya, sebagian rombongan mengunjungi rumah saya, yang memang tidak jauh dari lokasi villa. Dari rumah, anak semata wayang saya yang baru 6 tahun pun sukses merayu saya untuk ikut ke curug Cilember.

Pak RT Slanker sedang meninjau warganya....


Apapun minumnya, makannya .... tetep lontong sayur!


O ya, ada sedikit accident menimpa sayawaktu rombongan melaju menuju lokasi wisata. Akibat jalan sempit dan berbatu yang sedang diperbaiki, motor tiger yang saya kendarai hilang keseimbangan dan sukses terguling berserta 3 orang penumpangnya. Alhamdullilah motor dan penumpangnya tidak mengalami luka yang berarti, tapi malunya itu lho………. Sampai sekarang, Ana Banana yang sebelumnya begitu menikmati membonceng tiger saya, sampai sekarang tidak mau lagi saya bonceng, kapok pak, katanya….

Di curug Cilember, seperti biasa, pasukan narsis ini melanjutkan foto-foto sesi kedua. Waktu itu, facebook belum booming, sekarang foto-foto di sini saya yakin banyak menghiasi halaman account facebook mereka. Pengunjung di curug Cilember waktu itu cukup banyak. Kami pun memuaskan diri dengan bermain di gemericik air dan berfoto di sekitar air terjun. Air terjun ini terbilang cukup indah dengan kondisi air jernih dikelilingi hutan pinus yang masih alamiah. Ada juga tempat untuk berkemahnya. Di lokasi ini juga terdapat taman kupu-kupu. Cuma saya tidak berminat ke sana, hanya anak saya yang berfoto di sana ditemani “tante-tente”-nya.


Hei... lihat, ada penampakan!


Pasukan natal (narsis total!)


Dua kupu-kupu di taman kupu-kupu....

Dikarenakan mendung yang semakin tebal, selepas Asyar, kamipun memutuskan untuk menyudahi acara jalan-jalan kami untuk kembali ke rumah masing-masing. Karena saya tinggal di daerah ini, saya pun melepaskan kepulangan mereka ke Jakarta, karena sebagian besar mereka tinggal di sana, see u teachers….. let’s turing again next time!

1 komentar:

  1. mantab, pakbro. semoga virus safety riding juga tertular ke teman2nya .... :)

    BalasHapus