Selasa, 22 Desember 2009

Lonely in School

Kata orang, kesunyian merupakan sumber inspirasi. Hal itu saya rasakan ada benarnya ketika datang ke sekolah empat saya mengajar pagi tadi. Sebenarnya sekolah sudah libur dari hari Senin kemarin, dimana murid dan teman-teman guru nggak ada yang bakalan datang ke sekolah. Cuma tugas sebagai kepala sekolah mengharuskan saya tetap stay tune untuk dua tiga hari ke depan. Tugas ini pun saya terima dengan senang hati dan dan saya anggap sebagai ibadah. Apa-apa kalau dianggap sebagai ibadah insya Allah akan diberkati dan dijalankan dengan senang itu. Hikmah positifnya ya itu tadi , saya jadi punya inspirasi untuk menulis, walaupun yang saya tulis ya mengenai kesunyian itu tadi. Tapi tunggu dulu, saya tidak akan menuliskan dalam bahasa yang puitis dan mendayu-dayu mengenai kesunyian ini.

Yang saya akan ceritakan adalah hal yang apa adanya dimana ada nuansa yang berbeda di kala sekolah saya ini begitu sepi.
Halaman yang biasanya riuh ramai dengan anak murid yang bermain dan berlarian kini lengang, hanya terisi semilir angin pagi yang berhembus. Kantin yang biasanya penuh dengan orang-orang yang menikmati jajanan, kini terbengkalai seperti tak berpenghuni, meja dan bangkunya tertutup lapisan debu tipis menemani kesunyian ini.

Sunyi .........

Perpustakaan yang biasanya riuh rendah dengan suara anak-anak yang berebut buku pinjaman tak kurang sepinya. Piano di pojok ruangan yang biasanya dimainkan dengan ceria oleh Mr. Zein dikala menemani murid-muridnya membaca buku kini teronggok kaku menunggu sentuhan. Buku-bukunya masih tersusun rapi seolah bertafakur rindu menunggu murid-murid saya kembali masuk sekolah.

Sunyi lagi..........

Kolam renang yang selalu ramai dengan tawa dan tangisan anak-anak Casa, kini hanya bergelombang lembut menyatu dengan rintik gerimis pagi yang mulai turun. Lorong sekolah yang biasa begetar dengan deru sepatu anak-anak yang berlarian kini pun lengang, tiada tawa, tiada teriakan, tiada tangisan. Ruang tunggu yang biasa ramai dengan para pengasuh yang bercanda sambil menikmati rujak dan mie ayam kini hanya tinggal bangku kosong tak tersusun, tampak suram tak disinari matahari yang tertutup mendung. Parkiran mobil yang biasa heboh dengan canda tawa para pengantar dan teriakan para security yang mengatur lalu lalang mobil kini hanya tinggal daun-daun yang jatuh dan bertebaran ditiup lembut angin dingin bulan Desember.

Tetep sunyi.......

Dan ruangan komputer tempat saya menyelesaikan pekerjaan pun tak kalah sunyi. Hanya bunyi titik air dari AC yang bocor menemani kesunyian saya.
Kemana semua orang? Kemana wajah ceria anak-anak? Tapi tak apalah, tampaknya mereka tengah menikmati hari libur bersama keluarga. Bukankah hari natal dan tahun baru akan segear tiba? Saya yakin mereka begitu antusias menyambutnya. Saya masih ingat wajah-wajah ceria mereka menyambut liburan ini di hari terakhir sekolah sebelum libur tiba. Yang nasrani mungkin sedang sibuk menghias pohon natal bersama ayah dan ibunya. Sedang yang tidak merayakan natal mungkin sedang mengepak baju untuk persiapan mereka berlibur ke luar kota. Sedang guru-guru teman-teman tercinta saya? Ah, pasti mereka sedang bersantai. Tugas mengajar terkadang membuat waktu untuk keluarga terasa sempit. Kesempatan ini pasti mereka manfaatkan untuk berlibur dan bersantai bersama suami, istri, anak dan handai taulan. Biarlah, biarlah mereka beristirahat, setelah di hari terakhir mereka membanting tulang di performance day setelah melatih anak-anak selama sebulanan. Sorry, guys, I forgat to say thak you to all of you and how great you are…..


Kepsek kurang kerjaan!

Saya jadi ingat film home alone dimana si culkin ditinggal seluruh keluarganya dan dia “tejebak” di rumah sendirian. Saya sih tidak merasa persis seperti itu hanya tepikirkan kalau judul postingan ini gimana kalau saya kasih judul school alone, cocok nggak ya? Jadi buat para pembaca, jangan takut jika anda harus kerja sendirian. Kadang keseriusan, ketekunan dan inspirasi akan ditemukan dalam kesendirian dalam kesunyian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar