Minggu, 04 September 2011

Filipina, Asia Yang Amerika

Makati, di malam hari. (Pic from : http://blacklognz.blogspot.com)

Judul artikel saya kali ini jelas tidak berlebihan. Filipina memang berbeda secara kultur budaya dibanding negara Asia lainnya. Tidak seperti Indonesia, Malaysia dan Brunei yang sangat Melayu. Atau seperti Vietnam, Thailand dan Kamboja yang sangat Indochina, Filipina sangat “bernuansa” Amerika. Barangkali itu adalah analisa serampangan dari saya pribadi. Tapi paling tidak, itulah hal yang saya tangkap ketika seminggu saya di sana sebagai staff pameran Wayang Wahyu di Universitas Santo Tomas, Manila. Dari bahasanya, cara berpakaian gadis-gadisnya yang lebih “terbuka” hingga model plat mobilnya, sangat terasa sekali gaya Amerikanya. Beberapa teman guru dari Filipina yang menceritakan mengenai keadaan negerinya sewakatu masih di Jakarta memang sudah membersitkan perkiaraan, bahwa Filipina memang berbeda. Tapi toh, saat saya di sana, beberapa hal membuat saya bengong.

Sabtu, 03 September 2011

Pameran Wayang Wahyu di Filipina

Kisah Alkitab dalam pahatan kulit kerbau

Ini adalah tulisan saya yang kedua mengenai Wayang Wahyu. Kali ini adalah mengenai pameran Wayang Wahyu yang diadakan di Filipina. Siapa sangka, wayang yang diciptakan oleh Bruder L. Timotius Wignyosubroto, FIC di Solo pada 2 Februari 1960 kini sudah dikenal oleh publik Filipina, khususnya di sekitar Manila. Dan pameran di Filipina ini adalah pameran Wayang Wahyu yang pertama kalinya di dunia. Pameran itu merupakan prakarsa Baroto Murti Anindito, seniman Indonesia yang sedang menimba ilmu di Universitas Santo Tomas, Manila dan diadakan di Main Hall Musium Universitas tersebut. Dan saya beruntung, mendapat kesempatan sebagai “seksi repot” yang ikut membantu persiapan pameran. Pameran yang direstui oleh pihak kampus itu juga mendapat dukungan dari kedutaan besar Indonesia di Filipina. Bahkan duta besar Indonesia untuk Filipina, Y. Kristiarto Soeryo Legowo, berkesempatan membuka dan memberikan sambutan di upacara pembukaan Pameran.