Rabu, 23 Desember 2009

2012 : Betulkah Film Kiamat?


Saat dituliskannya postingan ini, film 2012 sepertinya sudah “lengser” dari peredaran di bioskop-bioskop tanah air. Gema kontroversi yang berdengung dengan keras dan riuh rendah tempo hari kini sudah tidak terdengar lagi, tertelan oleh nongolnya film-film baru. Patah tumbuh hilang berganti, ilang filem lamah, film baru beredar lagih…. he.. he… Waktu heboh-hebohnya tempo hari, sebenarnya saya sangat ingin menonton dan memberikan resensi layaknya wartawan film.

Tapi berhubung waktu yang sangat sempit dan dompet di kantong selalu pas-pas-an kepakai buat transport kerja, niat itu enggan kesampaian. Baru beberapa hari yang lalu, saya akhirnya berhasil menonton film tersebut.
Saya pun duduk anteng, ngejongrog, ngethepes menikmati tipuan ala hollywood yang sejujurnya tidak terlalu membuat saya terkesima dari sisi cerita. Kemarin, orang banyak teriak-teriak, film kiamat, film kiamat ….. film kiamatkah 2012? Kiamat kecil? Mungkin iya, tapi kiamat besar sampai tiada umat manusia, binatang dan tumbuhan yang tersisa? Ya, engggak lah, wong sang jagoan berhasil selamat beserta sohib-sohib dan banyak orang lainnya. Waktu selamat dan melihat matahari yang bersinar cerah, malah lagi di depan laptop, mungkin lagi facebook-an atau ngisi blog kayak saya sekarang ini.


Saya tidak akan terlalu banyak menceritakan jalan ceritanya, nanti orang jadi pada nggak mau nonton, rugi deh pengusaha bioskop dan DVD, dituntut deh saya kayak Prita dengan alasan merugikan pihak lain! Tapi saya sendiri memang tidak terlalu mengharapkan cerita yang lain dan unik saat menikmati sajian film ini. Saya hanya ingin menikmati canggihnya special efect yang ada seperti yang saya lihat di trailernya. Dan jujur, itu berhasil memuaskan saya. Gedung-gedung pencakar langit yang runtuh, bumi yang retak seperti kerupuk dan tayangan tsunami setinggi gunung hingga mampu melemparkan kapal induk, emang hebat coy! (kalau melihat film dengan special efect canggih seperti itu, saya selalu berfikir, berharap dan berdo,a, kapaaaaan ya negara kita bisa membuatnya?).



Saya memang terkesima saat menonton special efect-nya. Tapi begitu film selesai, sayapun merasa, biasa banget nih film, layaknya jalinan cerita film-film disarter yang lain, hanya dengan skala kehancuran yang lebih besar saja. Terus terang, ketika selesai menonton film ini, saya teringat dan mencoba membandingkan dengan film-film disaster yang lain. Bahkan beberapa tema, adegan dan ketegangan yang dibangun ya mirip-mirip dengan film-film lain itu. Kepanikan, waktu orang-orang dan sang jagoan terjebak dalam ruangan kapal raksasa yang makin penuh dengan guyuran air, jelas mirip dengan adegan film Titanic. Gempa dam kehancuran lapisan bumi beserta gelombang tsunami yang setinggi alaiyum gambreng itu, sepertinya mirip dengan film-film Armagedon, Deep Impact atau Dantes Peak. Kehebohan massa yang berduyun-duyun mengungsi sudah pernah saya lihat di Independent Day, War Of The World. Konflik rumah tangga sang jagoan (kenapa sih selalu begitu, jagoan selalu bermasalah, nggak pernah hidup percect?) terlihat di Twister, the Abyss, dan puluhan film lain. Walaupun tema agak mirip satu sama lain, memang tidak ada satu adegan yang persis sama (iyalaah, nanti dikira njiplak dong). Sehingga selama film berlangsung saya tetep enjoy, menikmati, bahkan mungkin sampai ngangap atau ngeces tanpa terasa.
Terus kiamatnya mana? Ah, tidak usah dibahaslah itu. Nikmati saja film-nya, rasakan ketegangannya, kunyah popcorn dan sruput fanta saja-nya. Dan 10 menit setelah menonton film ini, jika ditanya atau bertanya sendiri dalam hati, kiamatnya mana? Jawab saja, sudah luuupa tuh……..! Hollywood emang top!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar