Sayang dikarenakan jalur tol Cikampek yang sore itu padat sekali, terpaksa kita semua harus terjebak macet dengan kondisi perut yang semakin lapar. Menjelang maghrib, barulah kita sampai di rest area Km 19, dimana lokasi restoran berada. Di sana sudah menunggu juga mr. ajun yang berangkat dari sekolah dengan menggunakan sepeda motor. Maklum, mister yang satu ini rumahnya berada di sekitar sini. Situasi rest area di pinggir tol Cikampek ini terlihat sangat ramai di sore itu. Parkiran penuh dengan beraneka jenis mobil, kebanyakan mobil keluarga. Sedang para penumpangnya memenuhi puluhan kios-kios jajanan di sekitar rest area.
Rest Area - Km 19, Bekasi, begitu ramai di sore itu.....
Di saat kami mencari lokasi parkir, sudah terlihat banner bertuliskan “Pempek Nindy” lengkap dengan lokasi dimana restoran itu berada, yaitu di lantai 2. Setelah memarkir mobil, kita semua pun naik ke lantai 2 dan tidak mengalami kesulitan untuk menemukan lokasi restoran. Terlihat Nindy dan kedua orang tuanya menyambut kehadiran kami dengan ramah dan segera mempersilahkan kami semua duduk. Untuk sesaat saya menyapukan pandangan ke sekitar lokasi area restoran. Sepertinya di lantai dua ini hanya restoran pempek Nindy saja yang ada, karena kios-kios yang lain terlihat masih kosong. Restorannya sendiri terlihat sangat nyaman, mungkin karena sudah sore, sehingga sudah tidak banyak tamu-tamu yang hadir. Sebuah foto besar bergambar Jembatan Ampera sebagai ciri khas kota Palembang terlihat menghiasi dinding restoran, juga beberapa gambar menu restoran (yang ternyata didisain sendiri oleh Nindy).
Segera saja kami menikmati hidangan pembuka berupa salad yang juga dibuat oleh Nindy sendiri. Dan untuk sajian berikutnya, kami pun segera memesan pempek Palembang, sebagai sajian utama. Menurut sang empunya restoran, bapak Verry, keistimewaan pempek Nindy adalah bahan utamanya dibuat dari ikan belida, bukan gabus atau tengiri. Di kemudian hari saya baca di beberapa literatur, aslinya memang pempek itu dibuat dari jenis ikan belida. Jadi sudah pasti rasa pempek di sini beda dengan pempek yang biasa saya nikmati sebelumnya. Hmm, jadi penasaran.
Tidak beberapa lama, pesanan pun datang. Di depan saya dan teman-teman, sudah terhidang semangkok pempek kapal selam, lenjer lengkap dengan irisan buah ketimun dan mie kuning. Setelah mangkok diisi dengan kuah pempek segera saya menikmati suapan pertama. Dan rasanya memang maknyus!. Pempeknya lembut, dengan daging ikan belida yang begitu terasa, sedang kuahnya begitu kental, komplit dengan rasa pedas dan cuka-nya.
Hanya dalam hitungan menit, mangkok-mangkok di depan kami pun berubah kosong. Minuman aneka jus pun menambah kenikmatan hidangan ini. Hidangan secawan kueh manis pun disajikan sebagai penutup. Memang secara keseluruhan tidak mengecewakan rasa pempek asli ikan belida ini. Tawaran agar kami mencoba menu yang lain tidak kuasa kami terima karena kondisi perut yang sudah penuh. Padahal menu lain yang ditawarkan pun tidak kalah menggoda, semisal tekwan dan bebek goreng. Hanya secangkir kopi palembang yang menghilangkan rasa penasaran saya. Dan memang, rasa kopi ini berbeda dengan kopi-kopi lain yang biasa saya nikmati, lebih menyengat dan membuat kantuk hilang.
Para eksekutor pempek sedang beraksi!
Dan setelah terpuaskan dengan hidangan pempek Palembang ini, kami pun segera memohon diri. Dan untuk kami para bapak-bapak, ibu Nindy membekali kami dengan kantong-kantong plastik kecil berisi kopi Palembang untuk kami coba di rumah. Pempek Nindy memang maknyus….!!
Nindy and mommy, thanks for delicious pempek....
Dulu sehabis pulang kerja pada malam hari, saya juga sering mampir ke tempat Pempek Nindy, tapi lokasinya yang berada di Jl.Lebak Bulus 1. (Rama FM)
BalasHapusIya om, yang di bekasi itu cabangnya... salam dari sesama penggemar pempek.....
BalasHapus