Rabu, 10 Maret 2010

Taman Burung Hotel Safari-Cisarua

Sudah sejak semalam anak semata wayang saya, merengek minta jalan-jalan ke Hotel Safari. Memang setiap Sabtu atau Minggu, adalah “jatah” saya untuk mengasuhnya, setelah selama dari Senin hingga Jum’at, ibunya lah yang lebih kerepotan mengurusinya. Maklum dari Senin hingga Jum’at itu, saya selalu pulang sore atau bahkan malam dikarenakan lokasi sekolah tempat saya mengajar cukup jauh. Terkadang, pas pulang bahkan “si blekok”-nama panggilan kesayangan untuk buah hati kami itu, sudah pulas tertidur. Nah, dengan berat hati saya pun berjanji untuk memenuhi keinginananya, yaitu tadi, jalan-jalan ke hotel safari. Anak saya sudah hafal, biasanya setiap Minggu pagi di Hotel Safari, didatangkan dua ekor gajah dari Taman Safari untuk menghibur para tamu hotel. Saking seringnya ke situ, anak saya sampai hafal nama dua ekor gajah itu, si Ruri dan si Iweng. Di dalamnya juga ada surga mainan buat anak-anak, semacam prosotan dan ayunan.

 Buat saya, kalau sekedar jalan-jalan sih oke-oke saja, tapi yah namanya anak yang sedang tumbuh, semuanya berkembang termasuk nafsu makan dan nafsu jajannya. Minuman, dari fanta, aqua, kue-kue, sosis yang “mak leb”, wajib ada dalam perbekalan yang harus dibawa. Pulangnya giliran nyamperin abang es buah, somay, batagor, terkadang bakso, mie ayam atau laksa. Belum, jika matanya yang super jelalatan itu memergoki abang mainan. Kapal otok-otok, congklak, boneka, peralatan masak, buah-buahan plastik, bakalan direngeknya. Belum buku bacaan, buku mewarnai, majalah bobo, hingga pensil warna dan krayon! Jalur yang dilewati memang jalur sagala aya! Pasar, pusat jajanan, pusat pertokoan hingga mall! Alhasil, dari sekedar judulnya yang jalan-jalan, saya harus merogoh dompet lumayan dalam pada saat tanggal tua begini……..

Maka di minggu pagi itu, setelah segala “persyaratan” dipenuhi, kami pun melenggang ucluk-ucluk memasuki Hotel Safari, yang sekarang berubah julukan dengan Royal Safari Garden itu. Para security membiarkan kami memasuki halaman hotel. Pasti dikiranya kami adalah tamu hotel yang menginap. Maklum tampang saya yang selalu up to date itu cukup meyakinkan mereka, he… he…. Lokasi rumah saya memang dekat dengan hotel ini, cuma 15 menitan jalan kaki. Cuma sayang, minggu pagi itu, 2 ekor gajah idola anak saya, tidak menampakan diri di lapangan seperti biasa. Hanya saat memasuki area hotel lebih dalam, ada juga 2 ekor gajah. Hanya saja, para gajah itu “dipergunakan” untuk dinaiki para tamu hotel yang ingin merasakan naik gajah.

Minggu itu, suasana hotel tidak terlalu ramai. Cuaca pun cukup cerah, memperlihatkan dengan jelas keindahan hotel ini. Di setiap sudut hotel ini, semua terlihat asri dengan pepohonan dan kesejukan khas daerah puncak. Setelah puas mencoba segala mainan dan naik perahu genjot, kami pun memasuki area yang untungnya saya pun menyukainya, taman burung. Selain melihat pertunjukan atraksi burung, kami pun berjalan mengitari area taman untuk melihat berbagai jenis burung yang ada. Koleksi burungnya pun lumayan lengkap walaupun areanya tidak sebesar taman burung Taman Mini Indonesia Indah. Nuansa hutan yang khas sebagai habitat para burung itu benar-benar memanjakan mata saya yang memang cinta alam ini. Taman yang asri terlihat begitu alami. Kandang-kandang burung pun terlihat bersih dan terpelihara. Para penjaga dan perawat burung-burung yang ada juga ramah-ramah dan murah senyum. Anak saya begitu menikmati petualangannya, melototin, menirukan suara burung, meledek dan berlagak memberi makan.
Asri, hijau dan alami......

Nuansa bening.....

Taman itu pun terlihat tenang, asri dan alami. Telinga dan mata ini terasa begitu nyaman melihat dan mendengar ratusan kicauan burung-burung yang beragam jenisnya. Berbagai jenis burung dari berbagai pulau di Indonesia (ada juga yang dari luar negeri lho, seperti dari macao) dengan berbagai warnanya terlihat begitu indah. Kamera ponsel saya pun tidak berhenti jeprat-jepret menangkap nuansa taman ini yang begitu asri. Pengunjung pun semakin dimanjakan dengan atraksi berbagai jenis burung yang dipentaskan pada jam 11 siang. Dari sekedar menirukan suara manusia, mengerek bendera, naik sepeda hingga berhitung angka. Semua dipraktekkan oleh burung-burung cerdas itu.
 Keindahan itu hanya ada di sini.....

Bird song in the morning....

Jam 12-an siang, setelah puas saya dan “si blekok” pun say good bye kepada Hotel Safari plus taman burungnya yang indah. Sebagai ucapan terima kasih saya berjanji akan “mempromosikan” keindahan hotel ini kepada pembaca blog saya. Suer, ini dorongan pribadi, bebas dari sponsor manapun he... he.. Pas mengecek handphone, seperti biasa ada SMS dari istri saya : Papih, jangan lupa pulangnya beliin mamih somay ya…. Heeeehh.. anak dan emaknya sama aja, tukang jajan!

1 komentar:

  1. Adakah sekitar kawasan hotel berkenaan ada grosir yang senang dikunjungi pelancung luar negeri.

    BalasHapus