Senin, 08 Februari 2010

Mencari buntut buat tigy!

Hari Minggu ini, niat mau ke bengkel untuk servis si tigy, membuat saya agak bingung menentukan bengkel, berhubung ada acara lain yaitu belanja antena radio untuk dipasang di tigy saya. Seorang brother HTML, yaitu bro Genta rupanya mempunyai rencana yang sama dengan saya. Kalau ke kang Rashim di Cilendek, bakalan kejauhan karena wilayah belanja kita ada di sekitar pasar anyar – Bogor, sedang arah kita dari arah Ciawi. Muter dan balik kanannya akan memakan waktu lama. Mencari bengkel yang oke buat si tigy memang seperti kata pepatah bak mencari pacar, cocok-cocokan gitu. Meskipun di bengkel resmi Honda sekalipun, prinsip cocok-cocokan tetap terjadi. Beda bengkel, beda mekanik, hasil tarikan buat si tigy juga bakalan beda. Bener deh, suer!



Nah, atas saran bro Genta, yang hari itu memang janjian dengan saya, ada satu bengkel AHASS di kisaran Tajur yang menurut dia sangat rekomen untuk menservis si tigy. So, Minggu pagi itu, saya sudah meluncur menuju lokasi. Saya tidak menemukan kesulitan untuk menemukan bengkel AHASS itu, karena memang petunjuk dari bro Genta sangat jelas. Lokasinya sendiri ada di jalan raya Tajur, sebelah pom bensin. Kalau dari arah Ciawi, posisinya ada di sebelah kanan jalan. Nama bengkelnya AHASS Adi Mitra. Bengkel AHASS itu menurut saya memang sedikit lain, malah boleh dikata istimewa. Paling enggak dari kondisi ruang tunggunya yang ber-AC. Yup, pake AC bro! Baru sekali ini, selama saya 2 tahun memiliki tigy, menemukan bengkel AHASS yang ruang tunggunya ber-AC. Disitu pula saya bertemu mas Irin, sang kepala mekanik yang turun langsung mengoprek tigy saya. Dan hebatnya, tigy saya langsung dikeroyok oleh 3 orang mekanik anak buahnya sekaligus, termasuk mas Irin. Selama menunggu tigy yang sedang “diacak-acak” itu, dengan ramah mas Irin pun menjawab pertanyaan-pertanyaan saya seputaran tigy, mesin, oli dan yang lainnya.

Tidak lama kemudian, muncul bro Genta dengan tigy hitamnya. Bro Genta ini rupanya sudah cukup akrab dengan mas Irin. So, sambil melanjutkan servis, kita bertigapun nyambi ngobrol ngidul dengan cukup heboh.

Di bengkel AHASS Adi Mitra Tajur, yang pakai kaos hitam, calon wakil manager AHASS he.. he...

Kelas menservis tigy, kami berdua segera meluncur dengan tigy masing-masing ke arah kantor PLN kota Bogor di kisaran taman topi. Di sana sudah menunggu bro Didu. O ya, mereka berdua, bro Genta dan bro Didu memang karyawan kantor PLN. Kami hari itu berniat untuk mencari antena radio untuk dipasang di tigy kami masing-masing. Rupa-rupanya bro Didulah yang bakal menjadi penunjuk jalan kami untuk menemukan lokasi toko yang menjualnya. Segera saja, setelah kami memarkir tigy, kami bertigapun menyusuri jalanan di sekitar taman topi kota Bogor menuju pasar anyar yang lokasinya memang tidak terlalu jauh dari kantor PLN kota Bogor itu. Siang itu jalanan kota Bogor cukup ramai dan cuacapun cukup panas. Alhasil, kami bertiga yang bertubuh “bongsor” inipun dibuat cukup berkeringat untuk menemukan lokasi toko. Bro Didu sebagai “guide” kami ternyata cukup hafal dengan lokasi dan sudut-sudut pasar anyar. Setelah lebih kurang 20 menit, kami pun menemukan toko itu. Hanya sayang saya tidak sempat mencatat nama tokonya, tapi lokasinya tidak terlalu jauh masuk ke dalam pasar anyar kok, malah sebetulnya masih di luaran pasar. Tokonya tidak terlalu besar tetapi komplit. Seorang penjaga toko dengan ramah melayani kami . Selain menyediakan antena, toko ini juga menyediakan peralatan dan mesin radio komunikasi, serta pernak-pernik  lainnya. Terlihat beragam radio kumunikasi dengan berbagai merk tersedia di sana.

Segera saja kami, membeli 2 buah antena radio merk Larsen. Panjangnya sekitar 130 cm. Saya membeli antena sekalian dengan dudukannya seharga Rp. 75.000,-Sedang bro Genta membeli antena tanpa dudukannya seharga Rp. 50.000,-.
Tiga preman mintah jatah!

Setelah mendapatkan barang yang kami cari itu, kami bertiga pun kembali ke tempat motor kami diparkir, di kantornya bro-bro itu, dilanjut dengan langsung tancap gas. Kami bertiga segera pulang ke rumah masing-masing, bro Genta dan bro Didu di sekitar Tajur dan saya ke arah Cisarua. Setelah beberapa saat bersama bro Genta mencari-cari bengkel las untuk membuat braket antena, akhirnya saya menemukannya di sekitar Mega Mendung. Dan dengan ongkos Rp. 10.000 doang, akhirnya kang Idin si abang tukang las yang baik hati itupun memasangkan braket dari plat besi untuk memasang antena radio di tigy. So, lihatlah sekarang si macan sudah punya buntut…………
Tigy sudah berbuntut!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar