Selasa, 02 November 2010

7th LMS Anniversary!

Open by the principal, Ms. Ann.


Perayaan ulang tahun sekolah yang ke 7 kali ini dirayakan dengan berbeda. Berbeda karena terasa lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Waktu perayaannya pun lebih panjang. Selama 4 hari sekolah benar-benar terisi dengan perayaan, terhitung mulai tanggal 27 sampai dengan 30 Oktober 2010. Perbedaan lainnya karena perayaan ulang tahun sekolah kali ini digabung dengan perayaan lainnya yaitu United Nation Day dan Halloween Day. Ada juga kegiatan school fair yang berlangsung selama 3 hari. Meriah? Sudah pasti.

Dari tanggal 27-29 Oktober 2010 berlangsung school fair. Di acara ini beragam stand atau booth digelar. Jadi selama 3 hari itu serasa Ancol pindah ke sekolah deh, lengkap dengan penjagaan tiket di pintu masuk gerbang. Orang tua dan siswa yang ingin memasuki area school fair di halaman sekolah harus merogoh kocek sebesar tiga ribu rupiah. Demikian juga jika mereka ingin menikmati beragam permainan atau booth yang ada. Kegiatan lainnya adalah “trick or treat”. Kegiatan ini dilakukan oleh para siswa Casa, Kinder dan Lower Elem. Lucu juga melihat mereka dengan pakaian hantu atau putri berkeliling kompleks di sekitar sekolah menyambangi para tetangga yang dengan ceria (atau kaget!) membagi mereka permen.

 Para hantu, bajak laut dan peri yang doyan permen!

Berikut beberapa stand atau booth yang cukup menarik minat para pengunjung :

-DJ booth.
Di sini para pengunjung dengan membayar dua ribu rupiah bisa memesan lagu untuk ditujukan kepada para teman, sahabat atau kerabat. Para “DJ profesional “ yang kebanyakan para siswi high sechool inipun dengan sigap memutarkan lagu yang diminta. Dengan peratalatan komplit dari laptop hingga sound system canggih, mereka menyediakan beragam lagu dari bermacam genre : pop, rock, RnB, jazz hingga dangdut!
DJ, minta lagu Keong Racunnya dooong......

-Jail booth.
Mau lihat kepala sekolah dipenjara? Di sinilah tempatnya. Inilah booth yang paling dihindari oleh semua orang. Sebuah penjara yang sangat menakutkan dibanding penjara nusakambangan sudah berdiri menyeramkan di halaman sekolah. Para “sipir” penjara yang bermata sinis, berwajah sadis dan sedikit berkumis itu dengan semena-mena dan semaunya memenjarakan orang! Mereka dengan wajah dingin selalu mengawasi semua pengunjung dan dengan sigap mengejar calon korban kemanapun mereka kabur dengan tanpa ampun! Sedikit saja kesalahan para korban sudah cukup buat mereka mendekam di balik terali bambu, tanpa makan dan minum….. Dari yang memakai rambut buntut kuda, sepatu warna merah, makan sambil jalan, atau memakai baju warna hitam adalah kesalahan berat yang membuat para pengunjung tidak akan melupakan penjara ini selama sisa hidupnya….!!! Mau bebas dari penjara yang menakutkan ini? Bayar dulu dua ribu perak dooooonggg……

Para sipirnya buas. Tetap gaya walau di penjara!

-Games booth.
Di sini, dengan harga tiket tiga ribu rupiah saja, para pengunjung bisa menikmati beberapa shooting games yang disediakan. Bayar tiket, pegang senapan, incar target dan….. dor! Jika tepat, beragam kue atau stiker menarik bisa anda bawa pulang. Jika gagal? Jangan khawatir, pengunjung akan tetap dapat senyum manis miss Diah sang penjaga stand!

Easy honey, it's just a game........

-Horror booth.
Saran utama sebelum masuk ke stand ini : yang punya penyakit jantung jangan masuk! Bagaimana tidak? Tiga Ruang kelas yang disulap menjadi medan horror ini akan memberikan teror kepada para pengunjung dari pintu masuk hingga pintu keluar! Telusurilah lorong-lorong gelap tanpa cahaya matahari ini dan bersiaplah anda dengan beragam teror yang mendadak muncul dari sebelah depan, belakang, bawah dan atas anda! Bersiaplah bulu kuduk anda berdiri mendengar derit pintu di kegelapan atau suara tawa seram di kejauhan. Dari suster ngesot yang memegangi kaki, mummy mesir yang menyeringai menyeramkan, tangan putih yang mendadak muncul dari kegelapan, hingga mayat penuh darah yang bergelimpangan di sepanjang jalan yang dilalui! Jangan lupa hindari sabetan senjata monster berupa pedang atau clurit yang mengayun tiba-tiba dari kegelapan. Rasakan sensasi kengeriannya hanya dengan tiga ribu rupiah dan anda akan menemukan cara berteriak terbaik!
Sport jantung habis-habisan! eh, hantu bisa juga laper ya......

-Henna tatoo both.
Di sini para pengunjung tidak perlu menunggu hingga mau nikah untuk mendapatkan tatto henna. Beragam corak dan motif tatto tersedia, baik buat mereka yang feminim ataupun maskulin! Tidak saja murid-murid yang tangannya minta dihias dengan tattoo temporary ini, para ibu-ibu pun antri. Dengan harga berfariasi mulai dua puluh ribu rupiah, kupu-kupu, bunga atau naga akan segera menempel di tangan anda!
Para model henna tattoo......

Selain beragam booth, banyak juga stand lain yang menjual beraneka ragam makanan dan minuman. Jadi para pengunjung tidak akan khawatir jika merasa lapar. Bahkan busana dan segala pernak-pernik assesoris pun tersedia.

Dan tanggal 30 Oktober 2010 adalah puncak dari keseluruhan acara. Acara mulai digelar jam tiga sore. Setelah dibuka oleh kepala sekolah, Miss Ann dan sambutan dari Miss Ros sebagai kepala yayasan, berturut-turut di panggung tampil para murid yang memperagakan tarian dan lagu dari beragam etnik di dunia. Ada yang bernuansa Cina, latin atau Eropa. Dan tentu saja, budaya Indonesia pun tetap ditampilkan dengan tarian Dinding Badinding-nya! Semakin malam acara semakin meriah. Ada parade kostum halloween, pemilihan kostum halloween terseram, dance battle antara murid laki-laki dan murid perempuan.

  Full with music, dance...... and ghost!

Terakhir adalah award show, dimana diadakan pemilihan oleh para murid dengan beragam kategori. Ada kategori murid terlucu, murid tertampan, murid tercantik, guru paling “cool” dan sebagainya… Di sepanjang acara, para tamu yang memenuhi halaman sekolah pun menikmati beragam hidangan dengan gratis! Maklum yang membawa kan mereka sendiri he.. he.. Acara pun kelar menjelang setengah delapan. Oke, sampai di sini dulu reportasinya dan sampai jumpa di acara sekolah berikutnya ya……..

Yang tercecer.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar