Selasa, 14 September 2010

LMS Packing Team!


Otot kawat tulang besi, maaf, sembako ini tidak dijual.....!

Ada banyak cerita tercecer dari program Out Reach Lakeside Montessori School 2010 kemarin. Satu yang ingin saya ceritakan adalah kehebohan saat pengepakan sembako yang akan didistribusikan. Pada saat pengepakan tersebut, selain dilakukan oleh guru, ada satu team super cepat yang bekerja dengan sangat terampil dan profesional dan yang jelas rela seratus persen untuk tidak dibayar he.. he.. Team itu siapa lagi kalau bukan para murid. Mereka malah rela menawarkan diri untuk melakukan pengepakan dari pagi begitu jam pelajaran dimulai. Barangkali mereka pikir lebih baik mengepak dari pada belajar history, geometri, atau kimia! Tapi sayang akal bulus mereka digagalkan secara total karena pengepakan dilakukan setelah jam 12 yang berarti mereka tetap harus belajar terlebih dahulu selama setengah hari, kaciaaaan…..


Maka, siang itu tepat sekitar jam 12, dengan langkah kaki lebar setengah berlari, para murid high school sebagai pasukan pertama bagian pengepakan sudah menuju hall tempat pengepakan. Ada Ile, C.J, Clement, Haidar, Devara, Yasmin, yohana, Angee, Gaily dan Nindy, serta si kembar Bram dan Bryan. Segera saja sang komandan dan wakilnya yaitu Mr. Ajun dan Mr. Sukron pun bersigera memberikan perintah lisan mengenai prosedur pengepakan yang segera dilaksanakan secara sigap oleh segenap anggota. Tidak lama kemudian, tangan-tangan trampil mereka pun segera melakukan pengepakan. Ratusan kilo beras, puluhan dus mie instan, berkilo-kilo gula dan minyak goreng pun “digarap”. Para pembantu komandan, mr. Nano dan Ms. Ari pun sibuk mengawasi anak buahnya. Maklum, selain tangan yang bekerja, mulut mereka juga tidak kalah hebohnya, salah-salah bukan mie instan tapi tangan teman temannya yang dikaretin!

Packing team, tetapsenyum walau bedug masih 6 jam lagi.....!

Tidak lama kemudian, menjelang jam 2, pasukan kedua, yaitu murid-murid upper elem pun turun membantu pasukan pertama. Kali ini pasukan kedua fokus kepada pengepakan alat-alat tulis. Ada buku tulis, buku gambar, pensil, pulpen, penggaris, pensil warna dan kotak pensil yang harus dipilah-pilah. Maka semakin ramailah hall olahraga itu dengan riuh rendah dan teriakan murid-murid. Semua terlihat sangat antusias membantu proses pengepakan. Semua guru pun turun ke lokasi untuk membantu.


Dipilih.... dipilih......

Sekitar jam 3 sore, proses pengepakan pun kelar. Wajah-wajah mereka pun tenggelan dalam tumpukan mie instan yang menggunung. Selesaikah? Tentu tidak. Proses berikutnya adalah pemindahan semua barang yang sudah dipak dari hall ke kelas. Kelas yang dipilih adalah kelas lower elem dengan pertimbangan jaraknya yang tidak terlalu jauh dari mobil angkut untuk dibawa esok paginya. Dan berhubung sebagian besar murid harus pulang sekitar jam 3, maka para gurulah yang sore itu harus fitness dengan mengangkut semua barang yang sudah dipak. 300 buah paket sembako dan alat-alat tulis pun segera dipindahkan dengan alat yang ada. Dari sekedar mengangkat dengan tangan hingga menggunakan kayu pikulan.

 Parade atlet sembako!
 
Mr. Ajun dan asisten penghitungan, Ms. Diah pun tidak henti-hentinya melakukan penghitungan jumlah paketnya. Maklum, kalau kurang atau salah penghitungan bisa berabeh dan urusannya! Menjelang jam 4 sore semua proses pun kelar. Keseluruhan paket sudah selesai dihitung dan tertata rapih di dalam kelas tinggal menunggu pengangkutan esok paginya.
Ayo angkut... angkut!!

Yang pegel-pegel setelah ngangkutin sembako, tetep narsis!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar