Selasa, 18 Mei 2010

Sang Juara Itu Keponakanku!

 Sang Juara : Fitryan Dwi Rahayu

Setelah satu minggu kemarin, saya ngos-ngosan mengurusi UASBN SD murid semata wayang saya, Thania, di minggu berikutnya saya mendapat kabar yang menggembirakan, masih mengenai UASBN. Tapi kali ini kabar gembira itu berasal dari kampung kelahiran saya, Kebumen. Di sore menjelang petang itu, disaat saya sedang cengengesan menonton Opera Van Java-nya Parto CS, ada SMS masuk ke HP Nokia jadul saya. Saya baca dari kakak perempuan saya yang bermukim di Kebumen sana, Yu Nani. Bunyinya : Alhamdullilah, Riyan mendapat rangking 1 nasional Ujian Nasional tingkat SMP. Sejenak saya terbengong tidak percaya. Saya tahu, kakak saya itu memang keras mendidik anak-anaknya dan semuanya memang paling tidak menjadi juara di sekolahnya, tapi menjadi ranking 1 tingkat nasional? Segera saja saya sibuk berbalasan SMS dengan kakak saya itu untuk meyakinkan. Dan memang begitulah kenyataannya, si Riyan, alias Fitryan Dwi Rahayu, Keponakan saya yang terakhir kali saya lihat dulu masih SD itu, sekarang mendadak menjadi bintang. Nilai rata-ratanya mencapai 9,95 almost perfect!


Untuk selanjutnya saya yang menjadi sibuk, pagi harinya langsung membeli harian Kompas karena kakak saya SMS lagi bunyinya : Cek halaman 2 Kompas hari ini, ada artis sama manager sedang ditelpon SBY. Artisnya ya Riyan, sedang managernya siapa lagi kalau bukan kakak saya itu! Di harian Kompas itu memang terlihat, si Riyan kecil sedang tertawa bahagia mendapat telepon dan ucapan selamat dari bapak presiden RI, di kanan-kirinya tidak kalah bahagia, wajah kakak saya dan kepala sekolah SMP 1 Karanganyar tempat dia belajar.

See, dia emang kutu buku.....

Segera saja saya pantengin chanel-chanel tivi, guna memantau perkembangan dan kegiatan sang artis. Dan memang hari-hari itu, Riyan dan kakak saya bersama suaminya sibuk berat. Dari acara seremonial mendapat telepon dari SBY, untuk selanjutnya ke Semarang, acara di gubernuran, langsung terbang ke Jakarta guna siaran wawancara di TV One dan dilanjutkan ke istana presiden guna bertemu langsung dengan bapak SBY. Sampai saya bela-belain telat ngajar guna menonton dulu wawancara di TV One yang memang disiarkan di pagi hari. Maka jam 07.30 itu terpampanglah ketiga anak beranak itu, Riyan, Yu Nani dan Mas Cipto sang suami di layar televisi kecil saya. Bangga melihat keberhasilan keponakan saya, bangga melihat didikan mbakyu saya membuahkan hasil. Sejenak selama menonton wawancara itu saya teringat dengan almarhun kedua orang tua saya, terutama mendiang ibu. Ya ibu saya memang selalu menanamkan bekal hidup kepada anak-anaknya berupa kepandaian dan semangat untuk belajar, bukan harta dan tahta. Beliau sangat bangga jika anak-anaknya mampu bekerja dan mandiri. Tidak mesti harus jadi orang kaya, yang penting tidak jadi pengangguran.

Ya... your english is better than mr. SBY........

Kembali ke berita keponakan saya yang sedang diwawancarai itu. Di acara wawancara itu, dia diberi surprise berupa dipertemukan dengan pengarang idola-nya, Andrea Hirata. Kejutan yang menyenangkan. Kamu pantas mendapatkannya, Riyan. Sayang karena padatnya acara mereka (setelah itu, mereka diundang ke istana negara dan bertemu dengan bapak SBY), serta waktu yang teramat singkat, saya tidak bisa menemui mereka di Jakarta. Di sekolah, kepada teman-teman guru, ataupun teman-teman kepala sekolah, dengan bangga saya ceritakan bahwa keponakan saya menjadi rangking 1 ujian nasional SMP. Ya, siapa dulu dong om-nya, makanya jangan macem-macem sama orang Kebumen he..he..

Saya yakin, sekembalinya mereka dari Jakarta, masih banyak acara pemberian penghargaan untuk keponakan saya yang pintar itu. Seluruh orang Kebumen, dari Bupati hingga warganya layak berbangga karena dari sebuah sekolah di kecamatan kecil bisa mendapatkan rangking 1 nasional mengalahkan siswa-siswa lainnya yang berada di kota besar dengan fasilitas sekolah lengkap. Hanya saja, lewat blog saya ini, sebagai om-nya yang sudah banyak makan asam garam dunia pendidikan, saya berpesan bahwa ini bukanlah langkah akhir tapi langkah awal bagimu Riyan. Jangan cepat berpuas diri dan teruslah menimba ilmu. Karena ilmulah sebaik-baiknya bekal hidup…… Congrat for you, Riyan! That’s my nephew!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar