Jumat, 17 Februari 2012

Bukan Keajaiban.......

Latihan keras, berbuah juara......


Saya selalu percaya bahwa sebuah kompetisi adalah sebuah pertempuran. Maka jika kita ingin memenangkan sebuah pertempuran, seluruh unsur harus dipersiapkan dengan matang dari mulai latihan fisik, mental, teknik hingga amunisi. Saya tidak tahu apakah analogi seperti itu yang diterapkan oleh Ms. Ari, Ms. Sherly dan Ms. Siska kepada “pasukan’nya. Ya, mereka adalah 3 guru bersuara merdu yang yang bertugas menyiapkan para siswa dalam lomba paduan suara yang diadakan oleh sekolah Global Mandiri. Mengingat waktu yang teramat pendek untuk melatih sebuah grup paduan suara, maka selayaknya para komandan pasukan, mereka segera saja mereka menyusun strategi dan menyiapkan para siswa semaksimal mungkin. Latihan pun digeber hampir setiap hari tanpa mengenal lelah, di sela-sela jam pelajaran. Dan selayaknya para komandan, mereka pun tidak kalah galak dalam latihan, terutama jika telinga mereka yang setajam silet itu menangkap suara-suara sumbang alias “blero”. Tak pelak, mereka yang mempunyai suara blero itu bakal kena semprot, minimal dipelototin he..he..

Hebatnya, dalam melatih, ketiga guru yang aktif di paduan suara gereja itu, selain melatih teknik olah vokal, mereka juga menanamkan semangat juara kepada mereka yang terpilih. Terlihat, selama latihan, tidak ada seorangpun di antara mereka yang mengeluh atau mengundurkan diri. Semuanya bersemangat mengikuti lomba. Alhasil, dendang indah pun bergaung di seluruh penjuru sekolah saat mereka berlatih. Memang, sepertinya sudah saatnya tim paduan suara kita unjuk gigi, setelah beberapa lomba kegiatan sekolah seperti soccer, lomba lukis, O2SN kita selalu membawa pulang gelar juara.

Senin, 13 Februari 2012

Oh My God....!

Yang muda yang bergaya, yang muda yang melanggar..... who's care?(pic :PR online)


Entah mengapa, akhir-akhir ini saya malas mengendarai motor untuk bepergian. Barangkali dengan semakin hilangnya rasa aman saat di jalan raya membuat nafsu mbejek gas semakin berkurang seiiring dengan rasa ketakutan yang semakin membesar. Bagaimana rasa takut tidak semakin membesar jika setiap hari, televisi, koran, atau bahkan obrolan sesama teman isinya berupa berita-berita kecelakaan yang semakin menjadi santapan sehari-hari. Korban terkapar semakin bertebaran seirama dengan tingkah polah pengguna jalan yang semakin semau gue.

Beberapa waktu lalu, saat menemui kemacetan parah di sekitar pasar Cibinong dalam perjalanan menuju Cibubur, seperti biasa saya langsung menduga pelakunya adalah oknum sopir angkot yang ngetem sembarangan. Dan ketika melewati pusat kemacetan, barulah saya ngoh ternyata penyebabnya adalah karena kecelakaan. Sepertinya kecelakaan tunggal, karena saya hanya melihat satu motor yang tergeletak di pinggir jalan. Tidak jauh dari motornya, diantara kerumunan manusia yang menyemut, sang biker hanya terlihat ujung kedua kakinya, jari-jarinya sudah kaku memutih, kotor oleh debu dan sedikit darah, terbaring kaku tertutup koran. Sepatunya menghilang seiring dengan nyawanya menghadap sang khalik. Pemandangan sekilas yang hanya berlangsung sekian detik itu langsung mengurutkan niat saya untuk menggeber gas selepas kemacetan.

Jumat, 10 Februari 2012

Keindahan Dalam Rangkaian Benang

Nuansa senjakala dari rangkaian benang
 


Entah karena saya punya banyak kenalan pelukis di pasar seni Ancol, atau karena saya sedikit berbakat sebagai penikmat seni, setiap ada image bernuansa seni, mata saya langsung terarah ke sana. Demikian juga minggu kemarin, saat diajak seorang teman mengunjungi sebuah rumah di bilangan Pondok Indah. Rumah besar bercat warna krem sejuk itu penuh dengan hiasan dinding yang semula saya sangka adalah lukisan. Saat mencermati lebih dekat lagi, barulah saya sadar bahwa karya seni itu adalah cross stitch atau kristik. Sang nyonya rumah, Sundari Sugeng yang memang menggemari cross stitch sejak usia remaja itu memang seorang seniman cross stitch dan tidak tanggung-tanggung dalam mempelajarinya. Kecintaannya pada seni merangkai benang di atas pola itu membuatnya berburu ilmu cross stitch hingga ke luar negeri, dari Eropa, Jepang, Singapura hingga Australia. Pantaslah di beberapa hasil karyanya terpampang keindahan alam negara-negara nun jauh di sana itu, baik landscape alamnya maupun orang-orangnya. Sekilas saya teringat almarhum ibu saya yang juga menggemari seni merangkai benang seperti ini. Hanya seingat saya, jenisnya berupa sulaman dimana medianya berupa kain yang dijahit benang warna-warni sesuai pola atau bentuk yang tergambar.