Rabu, 25 Januari 2012

Sebuah Mesin Waktu Bernama Reuni

Dulu imut-imut sekarang amit-amit.....


Sebuah reuni ibarat mesin waktu, paling tidak itu menurut saya. Dalam sebuah reuni, sebuah titik kehidupan di masa lampau seolah menjelma secara telak membayangi seluruh rongga otak kita. Sebuah jaman yang sudah tenggelam dan tergilas putaran roda waktu, mendadak muncul dengan jernih seperti layar bioskop, meluncur deras seiring ocehan teman-teman lama. Gambaran seperti itulah yang minggu kemarin terjadi saat saya bertemu dengan teman-teman lama satu perguruan silat Nagajati. Nagajati, ya sebuah nama perguruan silat yang pernah mendasari kehidupan saya. Berhulu di Kecamatan Klirong, Kebumen, Jawa Tengah. Waktu itu adalah era 80 – 90-an dan saya adalah anak SMA yang penuh ambisi dan terkadang lupa diri.

Rabu, 18 Januari 2012

Menyaksikan Liukan Naga di Binus

Sang artis, Sonni Harjo Sawunggaling, di depan karyanya.

Sebuah undangan berwarna merah menyala diantar oleh OB di sekolah Senin kemarin. Pengirimnya ternyata seorang kenalan yang sudah sekian lama tidak bertemu, Sonni Harjo Sawunggaling. Buat saya, sosok yang sekeren namanya ini bukanlah orang lain. Dia adalah adik dari kepala yayasan tempat saya mengajar, Mr. Anin Baroto. Yang membuat saya terkesima, undangan tersebut adalah undangan menghadiri pembukaan pameran lukisan, dimana salah satu artisnya adalah mas Sonni ini. Judul pamerannya sangat menjajikan, “Pameran Lukisan & Kaligrafi Tionghoa – Edi & Murid-Murid”. Rasa penasaran dan kaget jelas mengganggu benak saya. Sejak kapan mas Sonni yang saya kenal sebagai seorang pengusaha ini mendalami seni lukis? Hebatnya, pameran yang diselenggarakan di lobby kampus Universitas Bina Nusantara mulai 16 Januari 2012 itu adalah pameran lukisan bergaya Tionghoa, sebuah aliran lukisan dunia yang berkembang sejak tiga ribu tahun yang lampau.

Minggu, 15 Januari 2012

Antara Melukis dan Photoshop

Teacher, candle in the dark, efek gelap terang.....

Liburan sekolah kemarin,benar-benar saya manfaatkan untuk melampiaskan kegemaran saya membuat image. Maksudnya memang benar-benar membuat “image” alias gambar. Salah satu hobby saya memang melukis yang membuat saya sering dimintai tolong teman-teman guru jika mereka kesulitan membuat bahan ajar berupa gambar. Tapi ya memang sementara hanya sekedar sampai level hobby saja belum bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang sifatnya produktif seperti menjual hasil karya saya, misalnya. Selain hobby itu angin-anginan, juga hasil akhirnya terkadang masih “ngisin-ngisini” alias belum layak dibeli orang. Taruhlah ada teman yang terkesan karena wajahnya saya pindahin ke kanvas atau kertas, ya saya kasih aja dengan suka rela. Wong temen je… masa temen makan temen….