Kamis, 15 Desember 2011

Ari Sugiarto, Pelukis Ekspresionis

Girl with flower, Nicola's painting.


Tanggal 8 November 2011 kemarin, di sebuah siang, mendadak bapak kepala yayasan, Mr. Anin yang juga seorang pelukis memanggil saya untuk mengumpulkan beberapa siswa yang gemar melukis. Usut punya usut, rupanya beliau kedatangan seorang teman pelukis dari Solo bernama pak Ari Sugiarto. Mr. Anin yang sedang mendalami aliran ekspresionisme dari pak Ari itu menginginkan agar pak Ari juga membagi ilmunya kepada siswa-siswa Lakeside Montessori School. Maka dengan senang hati, pak Ari yang berkenalan dengan Mr. Anin di Pasar Seni Jaya Ancol itupun menjadi “dosen kehormatan”, guna membagi ilmunya kepada anak-anak.




Segera saja saya kumpulkan para pelukis “master” di sekolah. Mereka adalah Nicola, Nadia, Yasmin, Kartika, Gabriel, Fayola, Alfin, Markus dan Lee. Semuanya adalah siswa-siswa berbakat di bidang melukis. Dengan ceria mereka pun segera berdatangan di teras rumah Mr. Anin yang luas, yang siang itu disulap menjadi sanggar dadakan. Segala peralatan lukis sudah lengkap tersedia, dari kanvas, kuas, cat minyak hinnga palet dan bensin. Setelah berkenalan dengan pak Ari, merekapun mendengarkan terlebih dahulu penjelasan dari pak Ari mengenai apa itu aliran lukisan ekspresionisme dari ciri khas aliran tersebut hingga cara membuat lukisan ekspresionisme.

Saat eksekusi.......

Setelah penjelasan singkat tersebut, tidak beberapa lama kemudian, sibuklah para ekspresionist muda tersebut menarikan kuasnya di atas kanvas….. kosak-kosek, ceprat-ceprot, gusrak-gusruk, pokoke heboh dah. Maklum aliran ini sangat berbeda dengan naturalisme yang dilakukan dengan penuh ketelitian. Sedikit pengetahuan mengenai aliran ekspresionisme ini adalah bahwa aliran ini tidak membutuhkan kemiripan atau detail tetapi lebih mengutamakan keindahan warna dan kekuatan konsepnya. Kemiripan dengan obyek lukisan boleh hanya sekitar 30-40% saja. Sisanya adalah komposisi warna yang ditorehkan melalui kuas atau palet. Mau pake jari-jari tangan juga boleh kok, asal gak males membersihkan cat minyaknya saja.

Setiap siswa yang mendapatkankan kursus kilat ini hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja untuk menyelesaikan obyek lukisan yang kesemuanya berupa bunga itu. Iya lah, namanya juga ekspresionisme ya harus cepet, harus ekspres seperti bus ekspres atau kereta api ekspres, he.. he.. Hasilnya? Hmmm, lumayan untuk kursus melukis yang hanya 30 menit itu… Thanks pak Ari, lain kali kalau ke sekolah, ngasih kursusnya jangan ekspres-ekspres ya……

 Our young expressionist..... look at their expression......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar